Wednesday, December 23, 2015

MACAM-MACAM MEDIA HIDROPONIK

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, hidroponik merupakan teknologi penanaman dalam larutan nutrisi (air dan pupuk) dengan atau tanpa penggunaan media buatan untuk menopang perakaran tanaman. Media tanam yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman secara hidroponik diantaranya: Rockwool, sekam bakar, cocopeat, hydroton, perlite ,vermiculite, pasir , kerikil, hydroton, pecahan bata dll. rinsipnya adalah media tanam bisa menahan dan menyerap air dengan baik, tidak mengandung bahan cemaran yang mengganggu pertumbuhan tanaman, aman.

Rockwool

Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan oleh media tanam ini.

Keungulan pemanfaatan rockwool sebagai media tanam yaitu:
Ramah lingkungan
Tidak mengandung patogen penyebab penyakit
Mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas tampung tanah
Dapat meminimalkan penggunaan disinfektan
Dapat mengoptimalkan peran pupuk.
Namun karena terbuat dari bebatuan yang biasanya mengandung mineral alkali dan alkali tanah dalam jumlah besar, pH dari rockwool cenderung tinggi bagi beberapa jenis tanaman (antara 7.8 hingga 8.0) sehingga dibutuhkan perlakuan khusus sebelum dijadikan media tanam atau dengan memanfaatkan pupuk yang bersifat asam.

Cocopeat
Serbuk sabut kelapa, terbuat dari sabut kelapa yang diolah menjadi serbuk. Biasanya dicampur dengan sekam bakar sebagai media tanam hidroponik.

Sekam Bakar
Terbuat dari sekam padi yang dibakar menjadi arang sekam atau sekam bakar.

Hidroton
Berupa butiran sebesar kelereng, terbuat dari tanah liat yang dipanaskan pada suhu tinggi.

Media tanam Hidroponik dapat dikelompokan menjdai 2 golongan yaitu:

1. Organik Media

Contoh: arang sekam, serbuk gergaji, sabut kelapa, akar pakis, vermikulit, gambut dll

Kelebihan Organik Media,
Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi, Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dll), Aerasi optimal (porus), Kemampuan menyangga pH tinggi, Sangat cocok bagi perkembangan perakaran, Digunakan pada tipe irigasi drip, Lebih ringan.

Kekurangan Organik Media
Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun virus penyebab penyakit tanaman, Sterilitas media sulit dijamin, Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin harus diganti.

2. Non-Organik Media

Contoh : perlit, rockwool, clay granular, sand, gravel, batu apung, batu bata, batu karang, dll

Kelebihan Non-Organik Media
Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, Porus, aerasi optimal, Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu lembab, Sterilitasnya lebih terjamin Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus
Load disqus comments

0 comments